Mendirikan perusahaan dagang seringkali menjadi pilihan bagi pebisnis untuk mengembangkan usahanya ke skala yang lebih besar. Dari sekian banyak ilmu yang harus dipelajari sebelum memulai perusahaan, akuntansi sangatlah penting untuk dipahami. Tertarik mempelajari siklus akuntansi perusahaan dagang? Baca artikel berikut sampai habis.
Secara umum, siklus akuntansi perusahaan dagang dapat dilakukan dengan cara membuat laporan keuangan dalam suatu periode tertentu. Perhitungan ini dimulai dari mencatat transaksi, penyusunan laporan keuangan, sampai dengan menutup saldo di jurnal pembalik. Dengan begitu, Anda akan jauh lebih mudah mengetahui antara laba dan rugi perusahaan
A. Apa Itu Perusahaan Dagang?
Perusahaan dagang merupakan perusahaan dengan bisnis utama membeli barang dari pemasok untuk kemudian dijual kembali ke konsumen. Produk ini tanpa adanya proses mengubah wujud dari barang tersebut. Sebagai contohnya yakni supermarket dan toko kelontong guna memenuhi kebutuhan harian.
Prosedur akuntansi perusahaan dagang nyatanya tidak berbeda dengan perusahaan jasa. Perhitungan laba dan rugi ini dihitung melalui cara pengurangan biaya guna mendapat keseluruhan pendapatan dari hasil penjualan selama periode tertentu.
Biaya ini meliputi mulai dari harga pokok barang yang berhasil terjual dan juga biaya selama operasi pada satu periode tersebut. Keseluruhan pendapatan ini mencakup semua aktivitas bisnis dimana berhubungan dengan kegiatan penjualan serta administrasi pada keseluruhan perusahaan
B. Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang
Siklus akuntansi perusahaan dagang merupakan proses dalam membuat laporan keuangan perusahaan tersebut dalam kurun waktu tertentu. Umumnya, perhitungan akan dimulai dari pengumpulan data transaksi hingga ke pembuatan laporan keuangan perusahaan guna melanjutkan penutupan saldo
Siklus akuntansi perusahaan dagang merupakan kegiatan pembuatan laporan yang berkaitan dengan sistem keuangan perusahaan dagang. Biasanya siklus akutansi dagang ini dilakukan setiap periode dengan jangka waktu tertentu.
Adanya tujuan dari siklus akuntansi untuk perusahaan dagang ini ialah untuk menekan terjadinya tindak kecurangan pada perusahaan tersebut. Jadi dengan siklus akutansi ini, perusahaan dagang akan lebih sehat dan lebih terbuka.
Simak 12 tahapan siklus akuntansi perusahaan dagang berikut ini yang wajib kamu ketahui, antara lain:
1. Identifikasi Transaksi Jurnal
Dalam siklus akuntansi perusahaan dagang, yang harus dilakukan pertama kali ialah mengidentifikasi semua transaksi perusahaan serta melibatkan semua akun yang ada.
Contoh dari transaksi perusahaan dagang ialah, transaksi penjualan barang dagang yang terjadi antara produsen atau perusahaan terhadap konsumen. Dari adanya transaksi penjualan itu, perusahaan dapat menerima laba dari setiap barang yang telah dibayar oleh konsumen. Transaksi jual beli ini dapat dikategorikan sebagai transaksi penjualan secara tunai.
2. Penyusunan Jurnal Khusus
Di dalam perusahaan dagang yang besar, jurnal transaksi biasanya terbagi menjadi dua yakni jurnal umum dan jurnal khusus. Jurnal umum biasanya digunakan apabila jumlah transaksi yang dilakukan perusahaan hanya sedikit, sedangkan jurnal khusus yang digunakan dalam perusahaan besar ditujukan agar memudahkan pembagian atau pengkategorian transaksi tertentu.
Biasanya siklus akuntansi yang terjadi pada perusahaan dagang besar lebih rumit daripada perusahaan jasa, oleh karena itu penggunaan jurnal khusus ini dibuat untuk mengefisienkan biaya, tenaga serta waktu. Contoh dari jurnal khusus dalam perusahaan dagang ialah jurnal penjualan barang, jurnal pembelian barang, jurnal penerimaan kas, dan jurnal pengeluaran kas.
3. Penyusunan Buku Besar Pembantu
Setelah Identifikasi transaksi jurnal dan penyusunan jurnal khusus, tahap selanjutnya ialah penyusunan buku besar pembantu. Tujuan dari penyusunan buku besar pembantu ini adalah untuk mencatat satu data akun secara detail, buku besar pembantu ini nantinya akan digunakan sebagai acuan dalam menyusun neraca saldo perusahaan dagang. Contoh akun yang dicatat dalam penyusunan buku besar pembantu antara lain akun piutang dan akun utang perusahaan dagang.
4. Pencatatan di Buku Besar
Masuk ke tahap berikutnya yang dilakukan perusahaan dagang yaitu memindahkan data dari jurnal umum dan jurnal khusus ke dalam buku besar. Data yang berada dalam buku besar ini fungsinya adalah sebagai sumber informasi pembuatan dokumen selanjutnya. Tahapan ini biasanya disebut juga dengan posting ke buku besar.
5. Laporan Harga Pokok Penjualan
Harga pokok barang yang terjual dapat ditentukan tepat saat terjadinya proses transaksi penjualan apabila perusahaan dagang menggunakan metode pencatatan secara fisik. Oleh sebab itu, perusahaan dagang dapat melakukan pencatatan harga pokok penjualan (HPP) sekaligus dengan jurnal penjualan. Meski demikian, perhitungan harga pokok penjualan akan tetap dikategorikan sebagai komponen dari laporan laba rugi yang nantinya dicatat dalam laporan keuangan perusahaan dagang.
6. Pencatatan Neraca Saldo
Pencatatan neraca saldo yang ada di buku besar berisi data saldo akhir dari setiap akun. Hal terpenting yang wajib diperhatikan dalam pencatatan neraca saldo ini adalah posisi debit dan kredit harus seimbang (balance). Apabila keduanya tidak seimbang maka telah terjadi kesalahan saat mencatat di buku besar.
7. Penyusunan Jurnal Penyesuaian
Selesai dari tahapan pencatatan neraca saldo, tahap selanjutnya adalah penyusunan jurnal penyesuaian. Penyusunan jurnal penyesuaian ini terjadi ketika ada transaksi yang mempengaruhi akun perusahaan dagang yang menyebabkan timbulnya akun baru. Contoh transaksi yang dapat mempengaruhi perusahaan dagang adalah sewa ruko yang lewat dari masa tempo.
8. Penyesuaian Neraca Saldo
Tahapan penting dalam siklus akutansi perusahaan dagang selanjutnya ialah penyesuaian neraca saldo. Pada tahapan siklus akuntansi ini, perusahaan dagang akan memiliki neraca saldo yang telah disesuaikan (adjusted trial balance).
9.Laporan Keuangan
Untuk memudahkan perusahaan dagang dalam mencari informasi keuangan perusahaan adalah dengan membuat laporan keuangan. Laporan keuangan dibuat berdasarkan data yang diperoleh dari neraca saldo setelah disesuaikan (adjusted trial balance).
10. Penyusunan Jurnal Penutup
Setelah membuat laporan keuangan, tahapan selanjutnya ialah menyusun jurnal penutup dari akun -akun yang sudah ada dalam laporan laba rugi, yakni biaya dan akun pendapatan.
11. Neraca Saldo setelah Penutupan
Masuk pada tahap siklus berikutnya pada perusahaan dagang yaitu melakukan penyesuaian antara jurnal penutup dan neraca saldo. Dalam tahapan neraca saldo setelah penutupan ini, apabila ada ditemukan data akun-akun yang berubah, maka harus dilakukan pencatatan ulang terhadap akun-akun yang berubah.
12. Penyusunan Jurnal Pembalik
Tahapan terakhir yakni penyusunan jurnal pembalik. Penyusunan jurnal pembalik hanya dilakukan pada kondisi tertentu saja, seperti pada saat perusahaan dagang mengharuskan mencatat akun tertentu. Seperti misalnya, apabila ada transaksi pendapatan yang diterima dimuka atau bisa juga ketika ada transaksi biaya yang dibayar di muka (piutang).
Komentar
Posting Komentar