Manufaktur adalah salah satu cabang industri yang berperan besar dalam menggerakkan roda perekonomian. Pasalnya, manufaktur menyerap banyak sekali tenaga kerja sehingga membantu mengangkat taraf kesejahteraan masyarakat.
Manufaktur dapat menyerap banyak tenaga kerja karena perusahaan yang bergerak di bidang ini melakukan produksi dalam skala yang sangat besar. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah tenaga kerja di industri manufaktur pada periode Agustus 2021 menyerap tenaga kerja hingga 18,20 juta jiwa yang setara dengan 14,3% dari jumlah seluruh pekerja di Indonesia.
Industri manufaktur merupakan sektor industri yang berperan penting dalam perekonomian. Industri manufaktur beroperasi untuk menyediakan kebutuhan masyarakat, seperti makanan, pakaian, dan kebutuhan lainnya.
Barang-barang yang kita konsumsi dan gunakan sehari-hari boleh jadi merupakan produk dari perusahaan manufaktur. Misalnya, produk mie instan, gula, makanan ringan, motor, mobil, baju, celana, dan lain sebagainya.
Lalu, apa itu Manufaktur? Apa saja contoh-contoh perusahaannya? Artikel ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, simak baik-baik, ya!
A. Apa Itu Manufaktur?
Jika merujuk pada KBBI, pengertian manufaktur adalah membuat atau menghasilkan dengan tangan atau mesin. Bisa juga diartikan sebagai proses mengubah bahan mentah menjadi barang untuk dapat digunakan atau dikonsumsi oleh manusia.
Kita juga bisa membagi definisi manufaktur dari dua sisi, yaitu sisi teknologi dan ekonomi. Dari sisi teknologi, manufaktur adalah aplikasi dari proses fisika dan kimia untuk mengubah sifat, geometri dan/atau tampilan material awal menjadi komponen atau produk.
Manufaktur juga memiliki cakupan di bidang perakitan beberapa komponen untuk membuat produk. Dalam prosesnya, manufaktur melibatkan kombinasi dari permesinan, pengerjaan alat, daya/energi, dan tenaga kerja.
Sementara itu, dari sisi ekonomi, manufaktur adalah proses perubahan material menjadi barang-barang yang bernilai ekonomi lebih tinggi melalui proses perakitan. Intinya, manufaktur akan mengubah bentuk atau sifat barang atau material dengan mengkombinasikannya dengan material lain untuk menaikkan nilai ekonominya.
B. Perusahaan dan Industri Manufaktur
Perusahaan manufaktur adalah sebuah perusahaan yang dalam aktivitas usahanya tidak membeli barang jadi dari supplier. Namun, mereka membeli bahan baku yang kemudian dilakukan proses produksi sehingga tercipta barang jadi yang siap digunakan.
Barang jadi yang merupakan hasil produksi perusahaan inilah yang akan mereka jual ke konsumen. Keuntungan dari perusahaan manufaktur adalah selisih antara pendapatan penjualan dengan biaya yang terdiri dari harga pokok penjualan,biaya operasional, pajak, bunga, dan biaya-biaya lainnya.
Industri manufaktur biasa disebut juga sebagai industri sekunder atau industri non-ekstraktif. Disebut sebagai industri sekunder karena industri manufaktur mengambil bahan dari industri primer.
Industri manufaktur tidak mengambil bahan mentah langsung dari dari sumber daya alam. Maka dari itu, industri manufaktur disebut juga dengan industri non-ekstraktif.
Industri manufaktur memproduksi produk dalam skala yang begitu besar (mass production). Untuk membuat produk dengan skala besar, industri manufaktur memanfaatkan teknologi mesin untuk menciptakan produk dalam skala yang besar dan waktu yang singkat.
Karena skala produksinya begitu besar, perusahaan manufaktur juga menyerap banyak tenaga kerja. Oleh karena itu, di beberapa negara keberadaan perusahaan manufaktur menjadi sangat penting karena mampu menciptakan lapangan kerja yang luas.
Di Indonesia sendiri, sudah cukup banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur. Perusahaan-perusahaan ini biasanya bertempat di kawasan khusus industri seperti Karawang dan Bekasi.
C. Dokumen Transaksi Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufaktur memiliki siklus yang cukup rumit dan berbeda daripada siklus akuntansi perusahaan di bidang lain. Proses pencatatan keuangan pada perusahaan manufaktur memiliki berbagai persyaratan tertentu. Aspek penting pencatatan transaksi keuangan perusahaan manufaktur adalah menggunakan metode akrual.
Salah satu tahap dalam siklus akuntansi perusahaan manufaktur adalah penerimaan dokumen transaksi. Siklus awal ini merupakan tahap dimana pengumpulan bukti-bukti transaksi keuangan diberikan pada pihak akuntansi agar nantinya bisa diolah sebagai sumber data pencatatan transaksi.
Berbagai bentuk dokumen transaksi yang bisa diberikan pada pihak akuntansi contohnya seperti nota, Purchase Order (PO), Purchase Requisition (PR), dan lain sebagainya.
Karena dokumen transaksi yang melibatkan pemasukan dan pengeluaran dana perusahaan dibutuhkan untuk kepentingan akuntansi, sudah seharusnya menjaga data transaksi tersebut sebaik mungkin agar tidak hilang dan menyebabkan ambiguitas.
D. Tujuan Pencatatan Transaksi Keuangan
Sama seperti perusahaan lainnya, perusahaan manufaktur melakukan pencatatan transaksi keuangan sebagai langkah dasar agar bisa mengatur keuangan perusahaan sebaik mungkin. Menghindari beberapa kesalahan yang bisa menghambat perkembangan dan memperburuk kondisi perusahaan.
Tentu saja yang dicatat adalah bukti transaksi resmi dan bisa dipertanggungjawabkan. Nantinya, proses pencatatan transaksi keuangan bisa menunjukkan laju aktivitas ekonomi perusahaan atas dana yang dialirkan. Berikut berbagai tujuan pencatatan transaksi keuangan yang perlu Anda tahu :
- Sebagai sumber informasi terkait dana perusahaan
- Sebagai sumber informasi terkait perubahan keuntungan pada dana perusahaan
- Sebagai sumber informasi untuk membuat laporan keuangan
- Sebagai sumber informasi yang digunakan untuk memproyeksikan potensi perusahaan
Mengingat betapa penting dan banyaknya fungsi laporan keuangan bagi perusahaan, oleh karena itu setiap bukti transaksi arus masuk serta keluar dana perusahaan tidak boleh dibiarkan berantakan.
Harus disusun secara rapi, sesuai pos dan waktu transaksi. Disimpan di tempat aman agar tidak mudah hilang.
E. Macam-Macam Bukti Transaksi Keuangan
Kita sudah membicarakan pentingnya proses menjaga bukti transaksi keuangan yang akan digunakan untuk menyusun laporan kegiatan keuangan proses manufaktur. Pertanyaannya, apa saja macam-macam bukti transaksi keuangan tersebut?
Berikut ini ragam bukti transaksi keuangan perusahaan manufaktur yang perlu Anda ketahui:
1. Bukti Internal
“Internal” adalah sebuah kata yang identik dengan bagian dalam suatu pihak. Bukti internal pada transaksi keuangan adalah bukti yang dibuat oleh pihak internal perusahaan untuk pihak yang berkepentingan melakukan transaksi.
Bukti internal ini memang memiliki kesan yang kurang resmi, akan tetapi memiliki wewenang yang cukup tinggi.
Contohnya :
• Bukti kas keluar – masuk : bukti yang satu ini menunjukkan adanya aliran dana masuk serta keluar dari pihak perusahaan. Contohnya uang tunai masuk ke kas perusahaan, uang keluar untuk bayar gaji karyawan, dan lain sebagainya.
• Memo : bukti yang satu ini adalah bukti pencatatan yang terkesan informal dan biasanya diberikan oleh pihak internal perusahaan (dengan jabatan tinggi) untuk pihak akuntansi.
2. Bukti Eksternal
Berlawanan dengan bukti internal, bukti eksternal adalah bukti-bukti transaksi yang diberikan oleh pihak eksternal perusahaan terhadap transaksi yang telah dilakukan. Bukti eksternal biasanya diberikan oleh pihak mitra, perusahaan lain, dan lain sebagainya. Beberapa jenis bukti eksternal yang sering dijumpai adalah sebagai berikut :
- Kwitansi : jenis bukti transaksi yang diberikan pihak lain terhadap proses pembayaran terhadap pembayaran produk barang maupun jasa yang termasuk dalam ranah pekerjaan dalam perusahaan yang bersangkutan. Biasanya jenis dokumen ini diisi oleh dua jenis tanda tangan, yaitu pihak yang membayar dan pihak yang dibayar.
- Faktur / invoice : jenis bukti transaksi terhadap pembelian produk barang atau jasa yang dilakukan secara kredit. Dokumen transaksi ini biasa dibuat dalam dua rangkap, satu berupa dokumen asli dan yang satunya adalah versi copy-an. Faktur versi asli diberikan pada pihak yang membayar, sedangkan yang versi copy disimpan oleh pihak yang menerima bayaran.
- Nota : bukti transaksi yang paling umum diberikan oleh pihak penjual kepada pembeli atas pembayaran yang dilakukan. Baik itu pembayaran produk ataupun jasa.
- Nota kredit – nota debit : jenis bukti transaksi yang menunjukkan pengurangan jumlah uang pada akun perusahaan untuk proses pembayaran suatu hal (nota kredit). Sedangkan nota debit yaitu bukti transaksi yang diberikan pada pihak eksternal perusahaan karena adanya retur atau pengembalian barang yang kondisinya tidak sesuai dengan pesanan.
- Cek : bukti eksternal yang berupa surat perintah dari pihak pemilik rekening terhadap bank untuk membayar sejumlah uang yang tertera dalam cek tersebut pada pihak yang disebut namanya pada cek.
Dan masih ada beberapa lagi bukti eksternal yang bisa dikumpulkan sebagai sumber data pencatatan transaksi keuangan perusahaan. Sampai sejauh ini, apakah Anda sudah mulai paham tentang siklus akuntansi perusahaan manufaktur?
F. Penjurnalan Perusahaan Manufaktur
Jurnal umum akuntansi digunakan untuk melakukan pencatatan transaksi yang telah dilakukan sebuah perusahaan dengan tujuan akhir mencapai angka yang seimbang (balance). Tujuan dasar dari pembuatan jurnal adalah mengelompokkan transaksi sesuai keterangan yang ada pada akun-akun pada jurnal tersebut.
Manfaat umum dari sebuah jurnal adalah mengetahui dengan jelas perhitungan pada semua bukti transaksi yang telah dilakukan perusahaan selama periode tertentu. Selain itu, jurnal juga bisa membantu mencari jumlah nominal setara (balance) pada bagian debet maupun kredit.
Terakhir, manfaat pembuatan jurnal juga memberikan kode terhadap akun-akun yang tercantum dalam jurnal tersebut.
Perlu Anda ketahui, apabila jurnal dibagi menjadi dua macam. Yaitu jurnal umum dan jurnal khusus. Pada dasarnya, kedua jurnal ini memiliki fungsi yang sama. Meskipun begitu, ada beberapa perbedaan dari segi struktur pencatatannya.
Nantinya, jurnal umum dan jurnal khusus diperlukan untuk menyusun laporan keuangan sekaligus buku besar
G. Buku Besar (General Ledger)
Setelah jurnal selesai dibuat, maka langkah berikutnya adalah pemostingan ke dalam buku besar. Buku besar atau general ledger merupakan salah satu instrumen yang digunakan dalam siklus akuntansi perusahaan manufaktur.
Agar lebih paham tentang buku besar, silahkan baca penjelasannya berikut.
1. Pengertian Buku Besar / General Ledger
Buku besar atau general ledger adalah suatu dokumen berbentuk buku yang digunakan untuk memindahkan akun yang dicatat dari sebuah jurnal umum. Buku besar bisa diartikan sebagai “wadah ringkasan data”. Keberadaannya sangat diperlukan ketika membuat laporan akuntansi.
Dengan membaca data buku besar, pihak akuntan bisa lebih mudah melacak kesalahan yang terjadi pada catatan transaksi yang dikumpulkan perusahaan. Nantinya, buku besar juga bermanfaat untuk melakukan audit pihak eksternal.
Proses audit ini bisa membantu menjaga kualitas kinerja perusahaan agar tidak selalu melanggar anggaran yang telah ditetapkan.
Berbagai akun yang terdapat dalam buku besar adalah sebagai berikut :
- Akun riil / real account
- Akun nominal / nominal account
Penjelasannya adalah sebagai berikut :
1. Akun riil adalah jenis akun buku besar yang digunakan dalam laporan posisi keuangan (Aktiva, Modal, Kewajiban)
2. Akun nominal adalah jenis akun yang ada pada laporan R/L (laba rugi), termasuk Pendapatan dan Beban
2. Fungsi Buku Besar
Buku besar (general ledger) memiliki fungsi untuk :
- Sarana meringkas data transaksi
- Sarana memilah data keuangan
- Sarana mengetahui adanya perbedaan jumlah dari suatu akun
- Sarana memantau riwayat suatu akun
- Sarana menggolongkan transaksi yang tadinya berasal dari jurnal
- Sarana menyusun Lap. Keu (Laporan Keuangan)
Sedangkan tujuan dari Buku Besar adalah sebagai berikut :
- Melakukan pencatatan transaksi keuangan perusahaan manufaktur sebaik dan seefektif mungkin
- Melakukan penjumlahan / pengurangan dan disesuaikan dengan riwayat transaksi
- Menyediakan informasi berdasarkan riwayat akun
- Melakukan validasi jumlah akun
- Menyediakan informasi laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan periode transaksi tertentu
4. Neraca Saldo
Neraca saldo adalah jenis laporan keuangan yang sengaja dibuat untuk memeriksa apakah ada perbedaan dari saldo yang ada pada sisi debet maupun kredit. Memang bentuk dari neraca saldo ini tidak serumit maupun selengkap laporan keuangan lain. Sehingga data-datanya lebih mudah dipahami.
Meski bentuknya sederhana dan tidak terlalu kompleks, akan tetapi neraca saldo cukup akurat untuk dijadikan penghitung keseimbangan nilai antara sisi debet dan kredit pada laporan keuangan.
Ada tiga jenis neraca saldo, yaitu neraca saldo yang belum disesuaikan, neraca saldo setelah penyesuaian, serta neraca saldo penutup.
Neraca sebelum penyesuaian adalah jenis neraca yang dibuat untuk mencari kesalahan ketika melakukan posting debet serta kredit pada buku besar. Daftar saldo yang satu ini memang dilakukan untuk menemukan kesalahan transaksi yang ada di buku besar.
5. Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian adalah jenis jurnal yang digunakan untuk membuat catatan terhadap perubahan saldo yang ada dalam akun sebagai akibat transaksi suatu perusahaan. Jurnal yang satu ini digunakan untuk menetapkan saldo catatan akun pada general ledger setiap akhir periode transaksi.
Jurnal penyesuaian juga digunakan untuk menghitung pendapatan serta beban pada akun transaksi perusahaan. Secara umum, pencatatan jenis jurnal yang satu ini dilakukan setelah neraca saldo dibereskan oleh pihak akuntansi.
Jurnal penyesuaian mengatur keseimbangan untuk semua jenis akun agar nantinya lebih sesuai di akhir periode. Sehingga, tidak ada kesenjangan antara satu akun dengan akun yang lain.
6. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Jenis neraca yang satu ini merupakan jenis neraca setelah dilakukan evaluasi pada jurnal penyesuaian. Karena neraca saldo perusahaan manufaktur menggunakan basis akrual yang harus dilakukan penyesuaian untuk memangkas perbedaan saldo, nantinya hasil saldo pada neraca saldo setelah penyesuaian bisa lebih valid.
Pembahasan mengenai cara pembuatan neraca juga bisa Grameds temukan pada buku Siklus Akuntansi Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD yang juga embahas mengenai laporan operasional, laporan perubahan ekuitas, dan masih banyak lagi.
7. Membuat Laporan Keuangan
Langkah untuk menyusun laporan keuangan ada cukup banyak. Yaitu dengan berbagai langkah berikut ini :
- Menyusun neraca saldo yang didapatkan dari buku besar
- Melakukan penyesuaian pada jurnal penyesuaian
- Menyusun worksheet atau yang biasa disebut dengan neraca lajur
- Menyusun laporan laba rugi, serta laporan perubahan modal (jenis laporan lainnya jika dibutuhkan)
- Menyesuaikan rekening-rekening serta menutup rekening tersebut
- Menyusun neraca saldo setelah penutupan
Berbagai cara tersebut harus dilakukan secara bertahap agar bisa menyusun laporan keuangan yang terperinci. Nantinya hasil akhir dari laporan keuangan bisa menunjukkan seberapa sehat kondisi keuangan perusahaan.
Pihak akuntan perusahaan manufaktur pun hendaknya membuat laporan keuangan dengan sekredibel mungkin. Proses membuat laporan keuangan ini pada dasarnya bisa dilakukan dengan software khusus akuntansi untuk hasil yang lebih akurat. Akan tetapi proses pencatatan tersebut bisa dilakukan melalui proses manual.
Nah, semua langkah pembuatan laporan keuangan di atas harus terperinci untuk bisa menghasilkan laporan yang kredibel. Nantinya ada aspek lain yang tidak boleh dilupakan, yaitu adanya CALK atau Catatan Atas Laporan Keuangan.
Catatan ini berupa memo atau catatan laporan keuangan yang isinya berupa informasi tambahan yang memiliki posisi tersendiri pada laporan yang dibuat. CALK terdiri dari informasi terkait struktur organisasi, kebijakan sesuai dengan PSAK atau pernyataan lain yang bisa membuat pembaca lebih mengerti situasi riil perusahaan tersebut.
8. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Setelah jurnal penyesuaian dibuat maka bisa dimasukkan kedalam neraca saldo untuk mendapatkan nilai keseimbangan antara debit kredit. Proses tersebut adalah neraca saldo setelah penyesuaian, ini merupakan proses penting dalam pembuatan laporan keuangan perusahaan.
Pembahasan mengenai neraca saldo juga bisa Grameds temukan pada Bab 7 dari buku Pengantar Akuntansi Dasar 1: Siklus Akuntansi yang membahas berbagai topik lainnya terkait siklus akuntansi yang harus kamu ketahui.
9. Jurnal Penutup
Jurnal penutup adalah jenis jurnal yang disusun pada akhir periode akuntansi. Jurnal yang satu ini dipergunakan untuk mengirimkan saldo dari akun yang masih bersifat sementara ke akun yang bersifat permanen.
Dalam proses pembuatannya, dilakukan langkah penutupan agar bisa mencapai saldo 0 (nol) dan tidak dibawa ke periode pencatatan selanjutnya.
Saldo pada rekening akhir tersebut nantinya akan dibawa pada rekening permanen dan berfungsi sebagai penunjuk status keuangan lama perusahaan. Pada saat menyusun jurnal penutup, terdapat ringkasan pendapatan yang nantinya akan berguna untuk mencatat laporan keuangan periode akan datang.
10. Jurnal Pembalik
Jurnal pembalik merupakan jenis laporan keuangan yang keberadaannya cukup opsional, karena sebenarnya bisa digunakan dan jika tidak digunakan tidak akan berpengaruh terhadap laporan transaksi keuangan perusahaan.
Seperti namanya, jurnal pembalik berfungsi untuk membalik jurnal penyesuaian yang bisa menimbulkan akun neraca lain. Akibat jika tidak ada jurnal pembalik adalah munculnya reverse entry atau akun ganda.
Berbagai fungsi dari jurnal pembalik adalah sebagai berikut :
- Mempermudah proses pembuatan laporan keuangan pada periode transaksi yang baru
- Melakukan penyederhanaan penyusunan jurnal pada periode transaksi yang akan datang
- Melakukan minimalisir terhadap kekeliruan penghitungan saldo akun yang bisa saja terjadi, contohnya menghindari data ganda karena adanya penyesuaian AJP (Ayat Jurnal Penyesuaian)
Ada beberapa jenis akun yang membutuhkan adanya jurnal pembalik, diantaranya adalah sebagai berikut :
- Beban (baik yang harus dibayar / dibayar di muka)
- Pendapatan yang masih akan diterima
- Pemakaian atas perlengkapan (jika tercatat sebagai beban)
https://www.gramedia.com/literasi/siklus-akuntansi-perusahaan-manufaktur/
Komentar
Posting Komentar