Langsung ke konten utama

Bab I Harga Pokok Produksi

A. Apa Itu Harga Pokok Produksi?

Harga pokok produksi adalah daftar biaya produksi yang harus dikeluarkan perusahaan pada periode tertentu. Di dalamnya terkait dengan biaya pengadaan bahan baku, alat produksi, bahan pendukung produksi dan lain sebagainya.

Apabila jumlah biaya pokok produksi sudah ketemu, pihak perusahaan akan jadi lebih mudah dalam menentukan harga produk. Setidaknya, laba dan rugi dari produk yang akan dijual sudah diperhitungkan secara cermat.

Menurut Susilowati (2009), harga pokok produksi adalah seluruh pembiayaan yang dibebankan pada produk dan jasa yang dapat diukur dalam bentuk uang yang akan diserahkan.

Sedangkan menurut Supriyono (2013), yang menyatakan kalau harga pokok produksi merupakan jumlah uang yang akan dibayarkan dalam rangka untuk memiliki produk atau jasa yang diperlukan perusahaan sebagai sarana untuk menghasilkan keuntungan.

Dapat ditarik kesimpulan kalau definisi harga pokok produksi ialah akumulasi dari biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka menghasilkan produk/jasa yang akan dijual.

B. Tujuan Menghitung Harga Pokok Produksi

1. Menentukan Harga Jual Produk

Jika perusahaan tidak mengetahui berapa total nilai harga pokok produksi, maka perusahaan akan sulit dalam menghitung dan menentukan harga jual produk.

Oleh karena itu, perusahaan harus mengetahui apa saja komponen serta biaya dalam proses produksi sebagai tahapan awal untuk menentukan harga jual agar mendapatkan keuntungan.

2. Pemantauan Biaya Produksi Secara Riil

Selanjutnya, biaya produksi yang telah direncanakan akan dimonitor dan dianalisa, apakah sudah terealisasi sesuai dengan rencana atau masih ada lebih/kurang?

Jika terjadi selisih, perusahaan dapat mencari tahu penyebabnya agar kedepannya dapat membuat keputusan lebih baik dalam kegiatan produksi.

3. Perhitungan Laba Rugi Secara Periodik

Tujuan dari mengetahui berapa nilai harga pokok produksi adalah untuk memastikan apakah kegiatan produksi dan pemasaran dalam periode tersebut mampu menghasilkan keuntungan atau malah menimbulkan kerugian untuk perusahaan.

Hal ini akan melibatkan informasi laba rugi bruto dari perusahaan.

4. Menentukan Harga Pokok Persediaan Produk Jadi 

Perusahaan harus bisa menyajikan data terkait harga pokok persediaan produk jadi dan harga pokok produksi di mana biaya tersebut akan melekat pada produk jadi yang belum terjual pada tanggal neraca disajikan (masuk dalam variabel harga pokok persediaan produk dalam proses).

B. Komponen Harga Pokok Produksi

Komponen dalam perhitungan harga ini ada tiga antara lain, biaya bahan baku langsung, tenaga kerja dan biaya overhead perusahaan atau pabrik. Penjelasan lebih lanjut mengenai ketiga komponen harga pokok produk adalah sebagai berikut:

1. Biaya bahan baku langsung

Komponen pertama dalam harga pokok produksi adalah biaya bahan baku langsung. Perusahaan mengandalkan sistem manajemen yang terdiri atas:

  • Menghitung jumlah bahan baku,
  • Menghitung biaya bahan baku yang dibeli,
  • Menghitung total bahan baku yang ada di akhir periode, dan
  • Menghentikan supply persediaan bahan baku.

2. Biaya tenaga kerja

Akuntansi dan catatan penggajian memastikan bahwa harga pokok produksi adalah penghitungan yang mudah dilakukan. Namun, ini tidak hanya mencakup jumlah upah yang dibayarkan tetapi biaya manfaat terkait dengan tenaga kerja dalam proses produksi.

3. Biaya overhead pabrik

Biaya paralel dengan biaya langsung antara lain meliputi:

  • Bahan tidak langsung berasal dari perlengkapan kantor dan digunakan sebagai peralatan pabrik.
  • Tenaga kerja tidak langsung diantaranya seperti akuntansi,  pembelian, personil pemeliharaan fasilitas, sumber daya manusia, dan manajemen.

Biaya overhead lainnya termasuk:

  • Depresiasi peralatan pabrik
  • Depresiasi bangunan pabrik
  • Asuransi dan pajak pada setiap bangunan pabrik
C. Bagaimana Cara Menghitung Harga Pokok Produksi 

1. Menghitung Seluruh Bahan Baku yang Digunakan

Seperti yang sudah Anda ketahui, perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang memproduksi barang dagangannya sendiri, mulai dari bahan mentah hingga barang jadi.

Proses ini biasanya disebut work in progress atau work in proses.

Di mana, perusahaan manufaktur membuat produk dari bahan mentah atau bahan baku, setengah jadi, hingga menjadi barang jadi yang siap dikonsumsi.

Bahan baku dalam manufaktur menjadi modal utama dalam menghitung HPP untuk pertama kalinya.

Jika bisnis Anda bergerak di industri manufaktur, Anda harus terlebih dulu menentukan berapa banyak bahan baku yang akan digunakan untuk memproduksi suatu barang.


Untuk menentukannya, Anda dapat melihat dari berapa banyak bahan baku yang masih tersisa di akhir periode, setelah saldo awal periode.

Kemudian ditambah pembelian yang ada selama periode tersebut berlangsung.

Berikut cara untuk menghitung seluruh bahan baku yang digunakan untuk produksi:

Bahan Baku Terpakai = Saldo Awal Bahan Baku + Pembelian Bahan Baku –  Saldo Akhir Bahan Baku

2. Menghitung Biaya Produksi Lainnya

Selain bahan baku, dalam menghitung HPP perusahaan manufaktur, Anda juga harus menghitung biaya produksi lainnya yang berpengaruh terhadap proses produksi barang.

Contohnya dari bahan mentah hingga menjadi barang jadi, selain bahan baku utama.

Biaya-biaya tersebut diantaranya adalah biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead seperti biaya bahan baku yang bersifat tidak pokok seperti biaya listrik, biaya reparasi, biaya pemeliharaan, dan sebagainya.

3. Menghitung Total Biaya Produksi

Ini adalah salah satu poin yang membedakan perhitungan HPP perusahaan dagang dan manufaktur.

Ketika Anda ingin menghitung HPP perusahaan manufaktur, Anda harus mengetahui terlebih dahulu total biaya produksi.

Total biaya produksi merupakan sebagian biaya yang dikeluarkan saat barang telah masuk ke dalam proses produksi dan biaya yang dikeluarkan untuk produksi barang tersebut.

Cara menentukannya adalah bahan baku barang yang diproses pada awal periode produksi ditambah dengan bahan baku penambahnya atau bahan baku tidak pokok seperti tenaga kerja langsung dan overhead.

Kemudian, Anda bisa menguranginya dengan barang yang masih tersisa di gudang pada akhir periode.

Secara sederhana, rumus menghitung biaya produksi lainnya adalah sebagai berikut:

Total Biaya Produksi = Bahan Baku Yang Digunakan + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Produksi

4. Menghitung Harga Pokok Produksi

Di bawah ini adalah rumus yang bisa Anda gunakan untuk mencari atau menghitung harga pokok produksi:

Harga Pokok Produksi = Total Biaya Produksi + Persediaan Barang Dalam Proses Produksi Awal – Persediaan Barang Dalam Proses Produksi Akhir

5. Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP)

Setelah Anda mengetahui seluruh angka perhitungan beberapa komponen di atas, hal terakhir yang harus Anda lakukan adalah menghitung HPP (Harga Pokok Penjualan).

Secara sederhana, di bawah ini adalah cara menghitung HPP di perusahaan manufaktur:

Harga Pokok Penjualan (HPP) = Harga Pokok Produksi + Persediaan Barang Awal – Persediaan Barang Akhir


E. Praktik Menghitung Harga Pokok Produksi

PT. KeepSpirits adalah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur pembuatan spare part kendaraan. Pada awal bulan Juni, PT. KeepSpirits memiliki persediaan bahan baku mentah sebesar Rp 6.000.000,-, bahan setengah jadi sebesar Rp 4.000.000,- dan persediaan spare part siap jual sebesar Rp 6.000.000,-.

Untuk proses produksi spare part di bulan Juni membeli persediaan bahan baku sebesar Rp 75.000.000,- dengan biaya pengiriman Rp 1.000.000,-.

Selama proses produksi, terdapat biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 15.000.000,- dan biaya pemeliharaan bahan mesin sebesar Rp 2.000.000,-. Pada akhir bulan juli terdapat sisa penggunaan bahan baku mentah sebesar Rp 3.000.000,-, sisa bahan setengah jadi sebesar Rp 2.000.000,- dan sisa sparepart siap jual sebesar Rp 5.000.000,-.

Berapakah Harga pokok produksi dan Harga Pokok Penjualan dari PT. KeepSpirits?

Untuk menghitung HPP diperlukan 4 tahap menghitung HPP seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Tahap 1:

Bahan Baku Yang Digunakan = Saldo awal Bahan Baku + Pembelian Bahan Baku – Saldo Akhir Bahan Baku

Bahan Baku Yang Digunakan = 6.000.000 + (75.000.000 + 1.000.000) – 3.000.000 = 79.000.000

Tahap 2:

Total biaya produksi = Bahan baku yang digunakan + biaya tenaga kerja langsung + biaya overhead produksi

Total biaya produksi = 79.000.000+15.000.000 + 2.000.000 = 96.000.000

Tahap 3

Harga Pokok Produksi = Total biaya produksi + saldo awal persediaan barang dalam proses produksi – saldo akhir persediaan barang dalam proses produksi

Harga Pokok Produksi = 96.000.000 + 4.000.000 – 2.000.000 = 98.000.000

Tahap 4

HPP = Harga pokok produksi + Persediaan barang awal – persediaan barang akhir

=98.000.000 + 6.000.000 – 5.000.000 = 99.000.000

Dengan demikian, diperoleh Harga Pokok Produksi pada bulan Agustus adalah Rp 98.000.000,00 dan harga pokok penjualan (HPP) adalah Rp 99.000.000,00.

Contoh 2:

PT. SemangatPrima adalah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur pembuatan spare part kendaraan. Pada awal bulan Juni, PT. SemangatPrima memiliki persediaan bahan baku mentah sebesar Rp 12.000.000,-, bahan setengah jadi sebesar Rp 12.000.000,- dan persediaan spare part siap jual sebesar Rp 15.000.000,-.

Untuk proses produksi spare part di bulan Juni membeli persediaan bahan baku sebesar Rp 90.000.000,- dengan biaya pengiriman Rp 3.000.000,-.

Selama proses produksi, terdapat biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 25.000.000,- dan biaya pemeliharaan bahan mesin sebesar Rp 4.000.000,-. Pada akhir bulan juli terdapat sisa penggunaan bahan baku mentah sebesar Rp 8.000.000,-, sisa bahan setengah jadi sebesar Rp 8.000.000,- dan sisa sparepart siap jual sebesar Rp 9.000.000,-.

Berapakah Harga pokok produksi dan Harga Pokok Penjualan dari PT. SemangatPrima?
Jawab:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BAB I PENJUALAN ANGSURAN

PENGERTIAN PENJUALAN ANGSURAN Penjualan angsuran adalah penjualan yang dilakukan dengan perjanjian dimana pembayarannya  dilaksanakan secara bertahap. Pada saat barang-barang diserahkan kepada pembeli, pejual menerima pembayaran pertama sebagian dari harga penjualan. Sisanya dibayar dalam beberapa kali angsuran. Untuk menghindari resiko karena pembeli tidak membayar dan supaya penjual tidak mengalami kerugian, maka biasanya saat membeli ada beberapa perjanjian, antara lain: 1.      Pada saat membeli disertai dengan meninggalkan jaminan ke penjual. 2.      Hak kepemilikan barang berpindah ke pembeli, kalau pembayarannya sudah lunas. Untuk mengurangi kemungkinan kerugian yang terjadi dalam pemilikan kembali, factor-faktor yang harus diperhatikan penjual : 1.      Besarnya pembayaran pertama (down payment). 2.      Jangka waktu pembayaran.                      ...

Jenis Karakter dan Sumber Data

  JENIS, KARAKTER DAN SUMBER DATA 1. Pengertian Data Data dalam program aplikasi pegolah angka merupakan informasi baik berupa tulisan, angka, symbol, dan informasi lainnya yang memungkinkan untuk di entri kedalam program aplikasi pengolah angka, dalam hal ini Microsoft Excel. 2. Jenis –Jenis Data Dalam microsoft excel data dibagi menjadi empat. a. Data Angka (numeric) Data angka adalah data yang biasanya digunakan untuk operasi perhitungan,Data angka dapat berupa angka 0 sampai dengan 9, +, -, =, $, dan (…). Contoh : 20000, +20000, -20000, = 20000, $20000, (20000). b. Data Teks/Label Data teks/label merupakan data umum, seperti pada aplikasi pengolah kata. Data ini tidak akan dapat dihitung. Data ini diawali alfabet (a-z), kemudian bias diikuti karakter selain data angka dan alpha numeric (gabungan angka dan teks). Perbedaan antara data teks dan angka terletak pada perataan teksnya. Pada teks data akan merapat ke kiri, sedangkan pada numerik data akan merapat ke kanan. c. Data Tan...

Jurnal Penerimaan Kas

Jurnal penerimaan kas Jurnal penerimaan kas adalah jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat kas yang diterima oleh suatu bisnis dari sumber manapun. Sumber utama penerimaan kas dalam bisnis perusahaan adalah sebagai berikut  Penanaman modal oleh pemilik  Penjualan tunai  Penjualan aset dengan uang tunai  Penerimaan dari pelanggan atau penerimaan piutang  Bunga deviden atau sewa  Pinjaman dari individu bank atau lembaga keuangan lainnya Bentuk jurnal penerimaan kas Contoh Transaksi 1. Penerimaan Piutang dalam Periode Diskon Berdasarkan data Perusahaan Piutang Toko Dhira sebesar Rp 33.000.000 dan pelunasan masih pada periode diskon, termin  1/10 net    30 , maka transaksi dapat dicatat sebagai berikut: Piutang        :                                          ...