Langsung ke konten utama

BAB IV MENGELOLA KARTU PIUTANG

A. Pengertian Piutang

Pada umumnya piutang timbul akibat dari transaksi penjualan barang dan jasa perusahaan, di mana pembayaran oleh pihak yang bersangkutan baru akan dilakukan setelah tanggal transaksi jual beli. Jadi Piutang timbul karena adanya penjualan secara kredit kepada perusahaan lain.

Piutang merupakan hak untuk menagih sejumlah uang dari si penjual kepada si pembeli yang timbul karena adanya suatu transaksi secara kredit.

B. Ciri-Ciri Piutang
Ciri-Ciri Akuntansi piutang adalah sebagai berikut:
Nilai jatuh tempo yaitu istilah yang menjelaskan penjumlahan dari nilai transaksi utama lalu ditambah dengan nilai bunga yang dibebankan untuk dibayarkan pada tanggal jatuh tempo. Seorang pembeli yang melakukan transaksi dengan cara kredit bukan hanya membayar berapa nilai barang yang telah di beli, tetapi juga bunganya karena dia meminta waktu untuk membayar barang tersebut dengan tempo.
2. Adanya Tanggal Jatuh Tempo
Piutang wesel adalah unsur kedua dan bagian dari ciri akuntansi piutang adalah adanya tanggal jatuh tempo. Tanggal jatuh tempo dapat diketahui dari lamanya atau umur piutang wesel. Umumnya, penjual menggunakan dua jenis pengukuran umur surat promes, yaitu bulan dan hari. Jika promes sudah berumur bulanan, maka tanggal jatuh temponya sama dengan tanggal pembeli melakukan transaksi kredit tersebut, hanya saja berbeda bulan. Apabila promes berumur hari, maka wajib dilakukan penghitungan untuk menentukan kapan tanggal jatuh temponya secara pasti.
3. Adanya Bunga Yang Berlaku
Piutang wesel terjadi dikarenakan pembeli memutuskan melakukan transaksi secara kredit dan hal ini menimbulkan bunga. Bunga dalam hal ini dibayar sebagai bentuk konsekuensi pembeli yang meminta waktu pembayaran tertentu dan sebagai keuntungan bagi penjual karena sudah bersabar dalam menunggu pelunasan kredit tersebut. Untuk besaran bunga dalam hal ini sesuai kebijakan dari penjual dalam menentukan tingkat bunga yang dipakai.

C. Jenis-Jenis / Macam-Macam Piutang
Piutang memiliki beberapa jenis atau macam, yaitu sebagai berikut:
1. Piutang Usaha (Account Receivable)
Piutang dagang terjadi karena adanya transaksi penjualan secara kredit kepada pihak lain/perusahaan lain. 
Piutang dagang berasal dari penjualan barang dagangan dan jasa secara kredit dalam operasi usaha normal.
a. Pengakuan Piutang Dagang
Piutang diakui pada laporan posisi keuangan jika perusahaan tersebut menjadi bagian dalam kontrak piutang tersebut. Pengakuan piutang dikaitkan dengan pengakuan pendapatan. Ketika perusahaan telah mengakui pendapatannya maka perusahaan akan mengakui piutangnya sebesar nilai wajarnya, yaitu sebesar harga perolehan atau nilai pertukaran antara kedua belah pihak pada tanggal transaksi.
b. Pengukuran Awal Piutang Dagang
Pengukuran piutang dagang adalah sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi (net realizable value). Dalam mengestimasi nilai bersih piutang yang dapat direalisasi, harus mempertimbangkan hal-hal berikut :
1) Retur penjualan
2) Potongan penjualan
3) Cadangan piutang tak tertagih (penurunan nilai)

c. Pencatatan Piutang Dagang
Piutang dagang dicatat sebesar nilai pengakuannya atau sesuai dengan harga perolehannya.
Contoh :
PT DianTerang pada tanggal 4 Maret 2018 menjual barang dagangan kepada PT
Artomoro seharga Rp. 10.000.000 dengan termin 2/10, n/30. Pada tanggal 8 Maret ada beberapa barang yang cacat sehingga dikembalikan kepada PT DianTerang senilai Rp. 500.000.
Pada tanggal 12 Maret PT DianTerang menerima pelunasan dari Artomoro sebesar saldo tagihannya. Jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat transaksi-transaksi tersebut adalah sebagai berikut:
Pengakuan Piutang (4 Maret)
Piutang dagang              Rp 10.000.000,00
             Penjualan                                     Rp 10.000.000,00
Mencatat adanya retur penjualan (8 Maret)
Retur penjualan             Rp 500.000,00
             Piutang dagang                            Rp 500.000,00
Mencatat Pelunasan Piutang (12 Maret)
Kas                              Rp 9.310.000,00
Potongan penjualan    Rp     190.000,00
Piutang dagang                                        Rp9.500.000,00
Keterangan:
karena masih dalam periode diskon maka besarnya potongan penjualan adalah
2% x Rp Rp 9.500.000,00    = Rp     190.000,00
D. Klasifikasi Umur Piutang
Dyckman, Dukes dan Davis (2001:312) mengatakan bahwa pendekatan umur piutang mengkategorikan setiap piutang usaha menurut umurnya (aging schedule) dan menerapkan persentase kerugian penagihan historis terhadap setiap kategori umur untuk menentukan saldo akhir penyisihan yang diperlukan.
Kategori umum ini didasarkan atas lamanya  piutang melampaui batas penagihan Suatu piutang melampaui batas bila tidak dapat tertagih sampai akhir periode yang telah ditentukan dalam ketentuan kredit.
Ada 3 metode penentuan taksiran kerugian piutang, diantaranya adalah :
1. Metode Penentuan Taksiran Kerugian Piutang Berdasarkan Jumlah Penjualan (Pendekatan Laba Rugi)
Dalam metode ini piutang dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan. 
Jumlah taksiran kerugian piutang ditetapkan berdasarkan jumlah penjualan dikalikan persentase tertentu. Besarnya persentase ditetapkan dengan cara membandingkan kerugian piutang yang sebenarnya terjadi dengan total penjualan selama periode yang bersangkutan, kemudian diadakan modifikasi dengan mempertimbangkan kemungkinan di masa yang akan datang.
Contoh :
Pada buku besar PD SuksesJaya tanggal 31 Desember 2019 terdapat akun sebagai berikut :
Piutang dagang                     = Rp. 200.000.000,00
Cadangan kerugian piutang  = Rp.2.000.000,00
Penjualan                              = Rp.1.500.000.000,00
Taksiran kerugian piutang ditetapkan sebesar 0,5% dari penjualan.
Berdasarkan data diatas maka besarnya kerugian piutang adalah :
0,5% x Rp.1.500.000.000,00          = Rp.7.500.000,00
Jurnal yang harus dibuat adalah :
Beban kerugian piutang          Rp.7.500.000,00
          Cadangan kerugian piutang               Rp.7.500.000,00
Maka pada buku besar akun Cadangan Kerugian Piutang, akan tampak sebagai berikut :

Tgl
Keterangan
Ref
Debit
Kredit
Saldo
Debet
Kredit
Des
31
Saldo
Rp    2.000.000
Jan

Penyesuaian
JU
Rp    7.500.000
Rp    9.500.000


2. Metode Penentuan Taksiran Kerugian Piutang Berdasarkan Saldo Piutang (Pendekatan Neraca)
Kerugian piutang dihitung berdasarkan saldo piutang dengan cara menyisihkan piutang tak tertagih :

  • Dinaikkan sampai persentase tertentu dari saldo piutang;
  • Ditambah dengan persentase tertentu dari saldo piutang;
  • Dihitung berdasarkan analisis umur piutang.
Metode cadangan dipakai apabila kerugian piutang yang terjadi cukup besar jumlahnya. Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan metode ini :
  • Kerugian piutang tak tertagih ditentukan jumlahnya melalui taksiran dan dibandingkan dengan penjualan pada periode akuntansi yang sama dan periode terjadinya penjualan;
  • Jumlah piutang yang ditaksir tidak akan dapat diterima, jika dicatat dengan mendebet rekening kerugian piutang dan mengkredit rekening cadangan kerugian piutang;
  • Kerugian piutang yang sesungguhnya terjadi dicatat dengan mendebet rekening cadangan kerugian piutang dan mengkredit rekening piutang dagang pada saat suatu piutang dihapus dari pembukuan;
  • Jumlah taksiran kerugian piutang ditetapkan berdasarkan jumlah saldo piutang dagang akhir periode yang dikalikan dengan persentase tertentu tanpa memperhatikan periode terjadinya piutang;
  • Jumlah taksiran kerugian piutang ditetapkan berdasarkan jumlah saldo piutang dagang akhir periode yang dikalikan dengan persentase tertentu tanpa memperhatikan periode terjadinya piutang.
Contoh :
Pada buku besar PD SuksesJaya tanggal 31 Desember 2019, terdapat akun sebagai berikut :
Piutang Dagang                               = Rp.200.000.000,00
Cadangan Kerugian Piutang           = Rp.     2.000.000,00
Taksiran kerugian piutang ditetapkan sebesar 2% dari saldo piutang 31 Desember 2019.
No
Nama Debitur
Jumlah
Tanggal Jatuh Tempo
1
Toko Nadia
 Rp         50.000.000
20 November 2019
2
Toko Rita
 Rp         40.000.000
20 September 2019
3
Toko Dita
 Rp         50.000.000
22 Desember 2019
4
Toko Fest
 Rp         60.000.000
18 Januari 2020

Total
 Rp       200.000.000

Taksiran kerugian piutang :
2% x Rp.200.000.000,00 = Rp.4.000.000,00
Maka kerugian piutang yang menjadi beban tahun 2019 adalah :
Taksiran kerugian piutang - Saldo kerugian piutang = Rp.4.000.000,00 - Rp.2.000.000,00 = Rp. 2.000.000,00
Maka jurnal pada tanggal 31 Desember 2019 adalah :
Beban Kerugian Piutang               Rp.2.000.000,00
                    Cadangan Kerugian Piutang               Rp.2.000.000,00
Buku besar akun cadangan kerugian piutangnya adalah sebagai berikut :
Tgl
Keterangan
Ref
Debit
Kredit
Saldo
Debet
Kredit
Des
31
Saldo
Rp    2.000.000
Jan
Penyesuaian
JU
Rp    2.000.000
Rp    4.000.000

3. Metode Penentuan Taksiran Kerugian Piutang Berdasarkan Analisis Umur Piutang
Piutang dagang dikelompokan menjadi piutang yang belum jatuh tempo dan piutang yang telah jatuh tempo. Piutang yang telah jatuh tempo dikelompokan lagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan lamanya tunggakan. Besarnya persentase taksiran kerugian piutang ditetapkan berdasarkan usia tiap kelompok.
Contoh :
Pada buku besar PD SuksesJaya tanggal 31 Desember 2019, terdapat akun sebagai berikut :
Piutang dagang                    = Rp 200.000.000,00
Cadangan kerugian piutang = Rp     2.000.000,00
Rincian nama debitur :
No
Nama Debitur
Jumlah
Tanggal Jatuh Tempo
1
Toko Nadia
 Rp         50.000.000
 20 November 2019
2
Toko Rita
 Rp         40.000.000
20 September 2019
3
Toko Dita
 Rp         50.000.000
22 Desember 2019
4
Toko Fest
 Rp         60.000.000
18 Januari 2020

Total
 Rp       200.000.000


Persentase taksiran kerugian piutang ditetapkan sebagai berikut :
Kelompok jatuh tempo
Presentase Kerugian
Belum jatuh tempo
2%
Lewat jatuh tempo 1-30 hari
5%
Lewat jatuh tempo 31-60 hari
10%
Lewat jatuh tempo 61-90 hari
15%
Lewat jatuh tempo > 90 hari
20%

Berdasarkan data tersebut, dibuat analisis umur piutang sebagai berikut :
No
Nama Debitur
Saldo Piutang
Belum jatuh tempo
Lewat Jatuh Tempo
1 - 30 hari
31 - 60 hari
61 - 90 hari
1
Toko Nadia
 Rp       50.000.000


 Rp  50.000.000

2
Toko Rita
 Rp       40.000.000



 Rp  40.000.000
3
Toko Dita
 Rp       50.000.000

 Rp  50.000.000


4
Toko Fest
 Rp       60.000.000
 Rp       60.000.000




Total
 Rp    200.000.000





Berdasarkan analisis umur piutang tersebut, kemudian dihitung beban kerugian piutang tahun 2019 sebagai berikut :
Kelompok Piutang
Jumlah Piutang
Persentase kerugian
Beban Kerugian
A
B
C
Belum jatuh tempo
 Rp       60.000.000
2%
 Rp    1.200.000
1 - 30 hari
 Rp       50.000.000
5%
 Rp    2.500.000
31 - 60 hari
 Rp       50.000.000
10%
 Rp    5.000.000
61 - 90 hari
 Rp       40.000.000
15%
 Rp    6.000.000
Total
 Rp     200.000.000

 Rp  14.700.000

Berdasarkan data tersebut, besarnya cadangan kerugian piutang yaitu :
Taksiran kerugian piutang - Cadangan kerugian piutang (saldo kredit)    = Rp 14.700.000,00 - Rp. 2.000.000,00 = Rp 12.700.000,00
Jurnal yang dibuat pada tanggal 31 Desember 2019 adalah :
Beban kerugian piutang                Rp 12.700.000,00
         Cadangan kerugian piutang                               Rp 12.700.000,00
Buku besar Cadangan kerugian piutang :
Tgl
Keterangan
Ref
 Debit
 Kredit
Saldo
Debet
Kredit
Des
31
Saldo




 Rp    2.000.000
Jan

Penyesuaian
 JU

 Rp  12.700.000

 Rp  15.700.000

E. Penghapusan Piutang
Penghapusan piutang (bad debt) dalam pengertian sederhana adalah kerugian yang harus ditanggung perusahaan karena adanya piutang yang tidak dapat ditagih. Piutang tidak dapat ditagih selain karena peminjam memiliki kondisi yang menyulitkannya membayar, juga dapat disebabkan karena tidak dibuatnya kontrak atau perjanjian yang jelas dan dilindungi hukum.
Ketika perusahaan hendak melakukan penghapusan piutang, perlu dilakukan berdasarkan metode penghapusan piutang. Menurut Zaki Baridwan, metode penghapusan piutang adalah “piutang usaha yang tidak mungkin dapat ditagih, seperti debiturnya bangkrut, meninggal, pailit dan lain-lain harus dihapuskan sehingga akan menjadi biaya bagi perusahaan.” 
Ada dua metode dalam metode penghapusan piutang, yaitu metode langsung dan metode cadangan. Selengkapnya akan dibahas di bagian selanjutnya.
Metode penghapusan piutang mempunyai dua jenis metode, yaitu Metode Cadangan dan Metode Penghapusan Langsung. Perbedaan kedunya tampak dalam tabel berikut:
Metode Cadangan
Metode Penghapusan Langsung
Pencatatan Taksiran Kerugian Piutang

Kerugian Piutang      Rp xx
             CKP                         Rp xx

Tidak dilakukan taksiran
Pencatatan Penghapusan langsung

CKP                          Rp xx
             Piutang dagang         Rp xx
Pencatatan Penghapusan langsung

Kerugian Piutang          Rp xx
        Piutang dagang                   Rp xx
Penerimaan Kembali Piutang yang Sudah  Dihapus
Piutang Dagang      Rp xx
       CKP                                Rp xx
(mencatat kembali Piutang yang Sudah  Dihapus)
Penerimaan Kembali Piutang yang Sudah  Dihapus
Piutang Dagang             Rp xx
         Kerugian Piutang               Rp xx
(mencatat kembali Piutang yang Sudah  Dihapus)
Penerimaan Pelunasan Piutang

Kas                       Rp xx
            Piutang Dagang         Rp xx
(mencatat penerimaan kas)

Penerimaan Pelunasan Piutang

Kas                              Rp xx
          Piutang Dagang                Rp xx
 (mencatat penerimaan kas)


1. Metode Penghapusan Langsung
Metode penghapusan piutang langsung disebut juga direct method. Dalam metode langsung, penghapusan piutang baru akan dicatat dalam pembukuan ketika piutang sudah benar-benar dinyatakan tidak dapat ditagih lagi. Metode ini biasanya digunakan oleh perusahaan kecil atau perusahaan yang tidak dapat memperkirakan penghapusan piutang atau piutang tak tertagih dengan tepat.
Perusahaan-perusahaan tersebut biasanya tidak melakukan perhitungan akan kerugian piutang tak tertagih pada tiap akhir periode pembukuan atau pencatatan keuangan. Namun kerugian piutang tersebut baru dicatat ketika sudah benar-benar pasti tidak dapat ditagih.
Penghapusan Piutang
Piutang tersebut kemudian dihapus dan dibebankan pada perkiraan kerugian piutang. Dalam pencatatannya, kerugian piutang atau beban penghapusan piutang di bagian debet. Dan piutang di bagian kredit. 
Kerugian piutang               Rp  xx
                     Piutang                             Rp    xx
Penerimaan Kembali Piutang
Jika kemudian peminjam ternyata hendak melakukan pembayaran piutang tersebut, catatan pun diperbarui dengan adanya keterangan pelunasan piutang itu. Pencatatan dilakukan dengan membalik pencatatan sebelumnya, yaitu piutang di sebelah debet dan kerugian piutang atau beban penghapusan piutang di sebelah kredit. Seperti ini bentuk pencatatannya.
Piutang                                   Rp xx
                Kerugian piutang                   Rp  xx
Penerimaan Pelunasan Piutang
Ketika pelunasan piutang sudah dilakukan, maka piutang tersebut masuk ke dalam kas perusahaan. Pencatatannya adalah kas di sisi debet, dan piutang pada sisi kredit. 
Kas                                     Rp xx
                  Piutang                                         Rp  xx
Ada kalanya, debitur baru menyatakan hendak melunasi piutang ketika sudah dilakukan tutup buku pencatatan periode tertentu. Pada situasi seperti ini, maka pencatatannya adalah memunculkan piutang pada sisi debet dan pendapatan lain-lain pada sisi kredit.
Piutang                                Rp xx
Pendapatan lain-lain                               Rp xx
Contoh Metode Langsung
Kasus 1 : 
Pada tanggal 31 Maret 2018, PT. Amazing tidak bisa menagih utang sebesar Rp 100.000.000 yang sudah jatuh tempo kepada PT. MoveOn karena pemiliknya mengalami kebangkrutan. oleh karena itu PT. Amazing mencatat di pembukuan bahwa piutang tersebut dihapuskan.
Namun pada tanggal 10 Desember 2018, PT. MoveOn memberikan informasi, kepada TP. Amazing, bahwa dapat melunasi hutang terhadap PT. Amazing. Pelunasan piutang baru dilakukan PT. MoveOn pada tanggal 20 Februari 2018.
Berikut pencatatan yang dilakukan PT. Amazing:
Penghapusan piutang (31 Maret 2018)
Beban penghapusan piutang                 Rp 100.000.000
           Piutang                                                                Rp 100.000.000
Pemberitahuan pembayaran piutang (10 Desember 2018)
Piutang                                                  Rp 100.000.000
           Pendapatan lain-lain                                            Rp 100.000.000
Pelunasan piutang (20 Februari 2019)
Kas                                                       Rp 100.000.000
           Piutang                    Rp 100.000.000
2. Metode Cadangan
Metode penghapusan piutang cadangan disebut juga allowance method. Dalam metode cadangan, perusahaan perlu melakukan penaksiran terhadap piutang tak tertagih pada tiap akhir periode pembukuan. Metode ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang memiliki skala besar yang terbiasa mencatat perkiraan atau estimasi piutang yang tak dapat ditagih.
Perkiraan tersebut kemudian dicatat sebagai beban terhadap kerugian piutang tak tertagih. Namun beban tersebut tidak lantas dikeluarkan dari perkiraan piutang, hanya dianggap sebagai cadangan piutang tak tertagih. Dalam pencatatannya, beban kerugian piutang di bagian debet. Dan cadangan kerugian piutang di bagian kredit. Seperti ini bentuk pencatatannya.
Beban kerugian piutang                       Rpxx
          Cadangan kerugian piutang                           Rp xx
Jika peminjam menyatakan telah benar-benar tidak bisa membayar hutangnya, maka perusahaan perlu melakukan penghapusan terhadap piutang dari peminjam. Maka pencatatannya adalah cadangan kerugian piutang di bagian debet, dan piutang di bagian kredit. Seperti ini bentuk pencatatannya.  (Baca juga: Fungsi Akuntansi Biaya)
Cadangan kerugian piutang              Rp xx
             Piutang                                                 Rp xx
Ketika kemudian peminjam menyampaikan pada perusahaan bahwa ia dapat mengembalikan hutangnya, maka piutang dapat dimunculkan kembali. Cadangan kerugian piutang pun dihapuskan. Piutang berada di bagian debet, dan cadangan kerugian piutang di bagian kredit. Berikut bentuk pencatatannya.
Piutang                                            Rp xx
           Cadangan kerugian piutang                        Rp xx
Saat pelunasan piutang dilakukan, maka piutang dihapus dan kas masuk perusahaan. Kas berada di bagian debet dan piutang di bagian kredit. Berikut bentuk pencatatannya.
Kas                                               Rp xx
       Piutang                                                         Rp xx
Contoh Kasus 2:
Pada tanggal 29 November 2018, PT. Amazing memiliki estimasi bahwa PT. MoveOn yang sedang dililit pailit tidak akan dapat membayar hutang mereka. Karena itu, piutang sebesar Rp 20.000.000 dari PT. MoveOn diperkirakan tidak dapat ditagih. Sampai pada akhir periode pembukuan,  31 Desember 2018, PT. MoveOn menyatakan bahwa hutang tersebut tidak bisa mereka bayar.
Ternyata pada tanggal 5 Agustus 2019, PT. MoveOn menyampaikan bahwa mereka hendak membayar hutang mereka. Hutang tersebut baru dilunasi pada tanggal 15 Agustus 2019.
Berikut pencatatan yang dilakukan PT. Amazing.
Perkiraan kerugian piutang tak tertagih (29 November 2018)
Beban kerugian piutang                    Rp 20.000.000
               Cadangan kerugian piutang                  Rp 20.000.000
Penghapusan piutang tak tertagih (31 Desember 2018)
Cadangan kerugian piutang             Rp 20.000.000
               Piutang                                                                    Rp 20.000.000
Pemberitahuan pembayaran piutang (5 Agustus 2019)
Piutang                                            Rp 20.000.000
              Cadangan kerugian piutang                                    Rp 20.000.000
Pelunasan piutang (15 Agustus 2019)
Kas                                                Rp 20.000.000
              Piutang                    Rp 20.000.000

2. Piutang Wesel (Notes Receivable)
Wesel merupakan janji tertulis yang tidak bersyarat, dibuat oleh pihak yang satu untuk pihak yang lain, ditandatangani oleh pihak pembuatnya, untuk membayar sejumlah uang atas permintaan atau pada suatu tanggal yang ditetapkan pada masa yang akan datang kepada pihak yang memerintahkan atau membawanya. Penerbit wesel disebut wesel bayar (notes payable) karena penerbit berjanji untuk membayar. Sedangkan penerima wesel disebut wesel tagih (wesel receivable) karena penerima memiliki hak klaim untuk menagih. 
Janji untuk membayar ini dituangkan dalam selembar surat berharga yang didalamnya menyebutkan tanggal penerbitan, tanggal pembayaran, jumlah nominal, tingkat bunga, pihak yang akan membayar dan bank yang ditunjuk untuk melakukan pembayaran.
Terjadinya piutang wesel bisa karena berbagai kondisi. Kondisi pertama adalah karena seseorang meminjam uang tunai dan memberikan pernyataan hitam di atas putih (berupa surat promes) bahwa ia akan melunasi kewajibannya di masa depan dengan waktu dan nominal yang sudah ditentukan.
Kondisi kedua, piutang wesel terjadi karena aktivitas jual-beli secara kredit. Aktivitas ini awalnya dianggap sebagai piutang dagang. Akan tetapi ketika pembelinya menyerahkan surat promes yang menyatakan kesanggupannya untuk melunasi kewajiban dari aktivitas jual-beli kredit tersebut, maka piutang dagang tersebut akan berubah menjadi piutang wesel
a. Karakteristik Wesel Tagih
Wesel tagih merupakan janji tertulis untuk membayar sejumlah uang (nilai nominal), biasanya disertai dengan bunga, pada saat diminta atau pada waktu yang telah ditentukan di kemudian hari.
Karakteristik wesel tagih atau surat perjanjian piutang adalah sebagai berikut :

  1. Surat tersebut ditandatangani oleh orang atau perusahaan yang membuat janji.
  1. Pihak yang berhak menerima uang dari wesel tagih disebut penerima pembayaran (payee), dan pihak yang membuat janji disebut pembuat janji (maker).
  1. Nilai nominal merupakan jumlah saat disepakati di awal. Tanggal penerbitan  merupakan tanggal saat wesel diterbitkan.
  1. Tanggal jatuh tempo merupakan tanggal saat wesel harus dibayar.
  1. Periode wesel tagih merupakan tanggal penerbitan dan tanggal jatuh tempo.
  1. Tingkat bunga (interest rate) merupakan tingkat bunga yang harus dibayarkan atas nilai nominal pada perjanjian wesel tagih.

Contoh Kasus 1
CV. JayaAbadi memiliki selembar piutang wesel kepada CV Gemilang. Wesel tersebut bernilai nominal Rp 4.000.000,00 jangka waktu 90 hari, bunga 12% tertanggal 10 Maret.
Diminta :
a) Tentukan tanggal jatuh tempo wesel tersebut.
b) Buatlah jurnal untuk mencatat pelunasan wesel teresbut, dengan asumsi CV.Gemilang melunasi wesel tersebut pada tanggal jatuh temponya.
Penyelesaian :
a) Tanggal jatuh tempo wesel adalah 8 Juni, yang dihitung dengan cara berikut:
Jangka Waktu Wesel                             90 Hari
Maret (31-10)                 21
April                               30
Mei                                 31
                                       82
Tanggal jatuh tempo        8 Juni
b) Bunga wesel sampai dengan tanggal jatuh tempo 
Bunga wesel dapat dihitung sebagai berikut:
Bunga Wesel   = Nilai nominal x Tingkat Bunga x Jangka Waktu 
                        = Rp 4.000.000,00 x 12% x 90/360 = Rp120.000,00
Jurnal untuk mencatat pelunasan wesel dari CV Gemilang adalah sebagai berikut:
Kas                             Rp 4.120.000,00
           Piutang Wesel                        Rp 4.000.000,00
           Pendapatan bunga                  Rp    120.000,00
(mencatat pelunasan piutang wesel CV. Gemilang)
b. Pendiskontoan Piutang Wesel
Penjualan piutang wesel sebelum tanggal jatuh tempo nya disebut pendiskontoan piutang wesel.  Pemegang wesel akan menerima pembayaran yang jumlahnya lebih kecil daripada nilai jatuh tempo wesel yang bersangkutan.
Harga jual wesel yang lebih rendah ini akan menyebabkan pendapatan bunga yang diterima pemegang wesel menjadi berkurang, karena penerimaan kas yang lebih cepat dari tanggal seharusnya (tanggal jatuh tempo wesel).
Berikut ini adalah beberapa masalah yang sering terjadi pada saat pendiskontoan wesel diantaranya :
1. Menentukan nilai jatuh tempo wesel = nilai nominal + bunga
2. Bunga wesel = Nilai nominal x Tarif bunga x Jangka waktu wesel


1. Adanya Nilai Jatuh Tempo


3. Jangka waktu wesel = dihitung dari tanggal wesel ke tanggal jatuh tempo

4. Jumlah diskon = Nilai jatuh tempo x tariff diskon x jangka waktu diskon

5. Jangka waktu diskon = dari tanggal penjualan ke tanggal jatuh tempo.

6. Hasil penjualan/pendiskontoan = Nilai jatuh dikurangi diskon


Contoh Kasus 2: 
PT. MyHero mempunyai piutang wesel pada PT. MySoul tertanggal 10 Oktober 2019. Nilai nominal wesel Rp2.000.000,00, bunga 10%, jangka waktu 90 hari. Ini berarti wesel tersebut akan jatuh tempo pada tanggal 8 Januari 2020.
Dengan perhitungan sebagai berikut:

Jangka Waktu Wesel                             90 Hari
Oktober (31-10)                 21
November                          30
Desember                           31
                                           82

Tanggal jatuh tempo            8 Januari

Pada tanggal 9 Desember 2019, PT. MySoul mendiskontokan wesel tersebut kepada Bank CareYou dengan diskonto 12%. Tingkat diskonto ini lebih tinggi dari bunga wesel, karena bank ingin memperoleh pendapatan yang lebih besar.

PT. MySoul  menerima tarif diskonto yang lebih tinggi karena ingin memperoleh kas lebih cepat. Periode diskonto dalam kasus ini adalah 40 hari (22 hari di bulan Desember dan 8 hari pada bulan Januari). 

Nilai wesel didiskonto adalah jumlah pembayaran yang diterima oleh PT. MySoul dari bank.

Perhitungan nilai wesel diskonto adalah sebagai berikut :
Nilai Nominal Wesel                                                    Rp 2.000.000,00
Ditambah Bunga (Rp2.000.000,00 x 10% x 90/360)   Rp      50.000,00
Nilai Jatuh Wesel                                                          Rp 2.050.000,00

Dikurangi
Diskonto    (Rp2.050.000,00x12% x 40/360)               Rp     27.333,00
Harga Jual Wesel (nilai wesel diskonto)                       Rp 2.022.667,00


Pada tanggal jatuh tempo, bank menerima Rp2.022.677,00 dari pihak tertarik yang berarti memperoleh pendapatan sebesar Rp27.022,00 (Rp2.050.000,00 –Rp2.022.667,00). 

Contoh Kasus 3:
Pada tanggal 1 Februari 2018 PT. MantabJiwa mengeluarkan wesel berbunga untuk membayar barang dagangannya kepada PT. Sintari senilai Rp 30.000.000,00 dengan bunga 3%. Wesel akan jatuh tempo selama 60 hari. Pada tanggal 2 Maret 2018, PT. MantabJiwa membutuhkan dana kemudian ia menjual wesel tersebut kepada Bank SinarHarapan dengan tingkat diskonto 5%.


Tanggal jatuh tempo piutang wesel 60 hari setelah tgl 1 Februari 2018 :
Februari              : 28 hari
Maret                  : 31 hari
April                   :   1 hari
                              60 hari
Tanggal jatuh tempo wesel adalah 1 April 2018


Wesel didiskontokan ke Bank
Maret                 : 29 hari
April                :    1 hari
                             30 hari

Perhitungan bunga piutang wesel :
Bunga : Rp 30.000.000,00 x 3% x 60/360    : Rp 150.000,00

Nilai jatuh tempo wesel :
Rp 30.000.000,00 + Rp 150.000,00              : Rp 30.150.000,00

Perhitungan diskonto :
Nilai diskonto : Rp 30.150.000 x 5% x 30/360 : Rp 125.625,00

Jumlah uang yang diterima :
Rp 30.150.000,00 – Rp 125.625,00 : Rp 30.024.375,00

Jurnal mencatat diskonto (2 Maret 2018)
Kas                          Rp 30.024.375,00
Bunga Diskonto      Rp      125.625,00
                   Piutang wesel                  Rp 30.000.000,00
                   Pendapatan bunga           Rp      150.000,00

Contoh Kasus 4:
PT KarimaJaya memiliki wesel tagih dengan nilai nominal Rp 400.000.000 tertanggal 5 Januari 2019. didiskontokan pada tanggal 20 April 2019 selama 3 bulan dengan diskonto 15%. buatlah jurnal pendiskontoan wesel tanggal 20 April 2019 jika:
a. wesel tidak berbunga
b. wesel berbunga 24%

Jawab:
a. Wesel tidak berbunga

Periode Dikonto dihitung sebagai berikut:
Januari                  31- 5    = 26
Pebruari                            = 28
Maret                                = 31
April                                 = 20

Periode Diskonto            = 105 hari

Jumlah uang yang diterima pada 20 April 2019 PT KarimaJaya adalah:

Nilai jatuh tempo                                  Rp 400.000.000
Diskonto
Rp 400.000.000 x 15% x 105/360        Rp   17.500.000

Uang yang diterima                              Rp  382.500.000 

Jurnal Pendikontoan wesel
Kas                                                        Rp  382.500.000 
Beban Bunga                                        Rp     17.500.000
Wesel Tagih                                                                         Rp 400.000.000

b. Jika Wesel Berbunga 12%

Nilai jatuh tempo                                  Rp 400.000.000
Bunga Wesel
Rp 400.000.000 x 12% x 3/12              Rp   24.000.000

Nilai jatuh tempo                                  Rp 424.000.000

Diskonto
Rp 424.000.000 x 15% x 105/360        Rp   18.550.000-

Uang yang diterima                              Rp  405.450.000 

Jurnal Pendikontoan wesel
Kas                                                        Rp  405.450.000 
                        Wesel Tagih                                                    Rp 400.000.000
                        Pendapatan Bunga                                          Rp     5.450.000

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

BAB I PENJUALAN ANGSURAN

PENGERTIAN PENJUALAN ANGSURAN Penjualan angsuran adalah penjualan yang dilakukan dengan perjanjian dimana pembayarannya  dilaksanakan secara bertahap. Pada saat barang-barang diserahkan kepada pembeli, pejual menerima pembayaran pertama sebagian dari harga penjualan. Sisanya dibayar dalam beberapa kali angsuran. Untuk menghindari resiko karena pembeli tidak membayar dan supaya penjual tidak mengalami kerugian, maka biasanya saat membeli ada beberapa perjanjian, antara lain: 1.      Pada saat membeli disertai dengan meninggalkan jaminan ke penjual. 2.      Hak kepemilikan barang berpindah ke pembeli, kalau pembayarannya sudah lunas. Untuk mengurangi kemungkinan kerugian yang terjadi dalam pemilikan kembali, factor-faktor yang harus diperhatikan penjual : 1.      Besarnya pembayaran pertama (down payment). 2.      Jangka waktu pembayaran.                      ...

Jenis Karakter dan Sumber Data

  JENIS, KARAKTER DAN SUMBER DATA 1. Pengertian Data Data dalam program aplikasi pegolah angka merupakan informasi baik berupa tulisan, angka, symbol, dan informasi lainnya yang memungkinkan untuk di entri kedalam program aplikasi pengolah angka, dalam hal ini Microsoft Excel. 2. Jenis –Jenis Data Dalam microsoft excel data dibagi menjadi empat. a. Data Angka (numeric) Data angka adalah data yang biasanya digunakan untuk operasi perhitungan,Data angka dapat berupa angka 0 sampai dengan 9, +, -, =, $, dan (…). Contoh : 20000, +20000, -20000, = 20000, $20000, (20000). b. Data Teks/Label Data teks/label merupakan data umum, seperti pada aplikasi pengolah kata. Data ini tidak akan dapat dihitung. Data ini diawali alfabet (a-z), kemudian bias diikuti karakter selain data angka dan alpha numeric (gabungan angka dan teks). Perbedaan antara data teks dan angka terletak pada perataan teksnya. Pada teks data akan merapat ke kiri, sedangkan pada numerik data akan merapat ke kanan. c. Data Tan...

Jurnal Penerimaan Kas

Jurnal penerimaan kas Jurnal penerimaan kas adalah jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat kas yang diterima oleh suatu bisnis dari sumber manapun. Sumber utama penerimaan kas dalam bisnis perusahaan adalah sebagai berikut  Penanaman modal oleh pemilik  Penjualan tunai  Penjualan aset dengan uang tunai  Penerimaan dari pelanggan atau penerimaan piutang  Bunga deviden atau sewa  Pinjaman dari individu bank atau lembaga keuangan lainnya Bentuk jurnal penerimaan kas Contoh Transaksi 1. Penerimaan Piutang dalam Periode Diskon Berdasarkan data Perusahaan Piutang Toko Dhira sebesar Rp 33.000.000 dan pelunasan masih pada periode diskon, termin  1/10 net    30 , maka transaksi dapat dicatat sebagai berikut: Piutang        :                                          ...